Oh, Ji Seon-Hae Oppa…
Dezka melirik jam tangannya. Gadis berusia 19 tahun yang
kuliah di Yogyakarta itu mulai lelah menunggu. Ia menanti tiga sahabatnya. Mereka berjanji bertemu jam 4 sore di Festival
Seni Yogyakarta, tapi sudah setengah jam belum ada satu pun yang muncul.
“Ahhh….” Keluh dezka sambil melihat jam tangannya untuk keseribu
kalinya.
Ia merasa lelah dan bosan. Dezka mengambil HP dari dalam tasnya dan
berusaha menelpon teman-temannya lagi. Tapi percuma saja, tidak ada yang
menjawab. “Aduh… ke mana sih mereka?”
***
“AHHH…. JI SEON-HAE!!! JI
SEON-HAE OPPA AHHHK…” Suara terikan orang-orang membahana memenuhi udara.
“Wow , apaan tuh tadi?” pikir dezka. Rasanya seperti mendengar demo mahasiswa.
“Ji Seon-Hae?” Terdengar familier. Dezka
menjentikkan jarinya dan teringat kalau teman-temannya sedang tergila-gila pada
aktor Jepang Indonesia
yang sedang naik daun di negeri sakura, Jepang, dan seluruh Asia.
“Permisi.” Suwara cowok samar terdengar dan memecahkan lamunan dezka.
Membawanya kembali kedunia nyata.
“Ya…” Dezka menengok. “Ya Ampun…!” jeritnya. Ia lalu mengelus dada
karena terkejut. Orang yang menyapanya mengunakan kostum boneka beruang.
“sorry, panas banget ya.” Keluh cowok dibalik kostum beruang itu.
“Tentu saja panas, kamukan
memakai kostum.” Jawab dezka pelan.
“Ah, ya benar juga. Sorry ada telepon.” Pria di balik kostum beruang itu
lalu dengan susah payah menjawab teleponnya.
Dezka spontan
tersenyum melihat gaya pria itu, lucu dan apa adanya. Si pria lalu duduk.
Sepertinya dia ingin berbicara bersama dezka, tapi di saat yang bersama seorang
pria setengah baya datang dan memarahi si boneka beruang.
“Kamu bukannya menghibur pengunjung! Sebentar lagi pawai.” Si pria
beruang lalu mengikuti pria setengah baya itu. Dezka tidak sengaja melihat Hp
pria beruang itu tertinggal di kursi.
“Hei… hei… kamu beruang!!” dezka memangilnya. Tapi langkah mereka
terlalu cepat dan suara orang-orang di kerumunan membuat pangilan dezka tidak
terdengar.
“Aduh…” dezka hanya bisa menggerutu ketika suara teman-temannya
terdengar.
“DEZKA!! MAAF LAMA.”
Haiiu, Selvi, Owey memeluk dezka dengan nada
kegirangan.
“Akhirnya kalian datang juga!”
“Ha ha ha… maaf ya, kita tadi sudah lihat dezka duduk di sini, tapi kita
sedang asik mengejar Ji Seon-Hae Oppa!
Dia datang ke yogyakarta tau !! Akhh.. tadi kita sudah melihat dia keren
banget..” cerocos haiiu bersemangat.
“Oh, jadi lebih penting Ji Seon-Hae Oppa dari pada dezka ya.” Sahut dezka
kesal.
“Kita kan
ngefans berat sama dia.” Tambah selvi masih kegirangan setelah bertemu Ji
Seon-Hae Oppa.
“Mau Ji Seon-Hae , Seon dok… aku tidak perduli!!”
“Ya maaf, deh. Kita traktir ya, mau makan apa?” goda owey.
Dezka lalu tersenyum mendengar kata traktir. Ia lalu mengangguk.
“Hmuph.. dengar kata ditraktir baru deh kamu senang. Kamu punya Hp
baru?” Tanya selvi sambil melihat Hp keluaran terbaru.
“Oh… ini milik orang… tadi tertinggal, nanti saja ku kembalikan.
Sekarang ayo kita makan.” Jawab dezka selagi memasukkan Hp itu ke dalam tasnya.
***
Dezka sudah mandi dan berganti pakaian ke piyama motif beruang. Untuk
dezka, tidak ada yang lebih indah selain tidur dikamar dengan piyama yang
nyaman. Belum lama dezka tertidur, telingannya terganggu dengan bunyi aneh.
Dezka lalu menyalakan lampu dan berusaha mencari-cari bunyi apa itu.
“Hah… ini dia.” Suara itu berasal dari dalam tasnya. Ternyata bunyi Hp
milik si beruang tadi.
“Oh ya ampun , aku lupa.”dezka menepuk dahinya dan baru menyadari bahwa
dia belum mengembalikan hp milik si beruang tadi.
“Hallo,” jawab dezka dengan ragu.
“Hei… pencuri… tolong segera kembalikan hp saya, anda mau uang berapa…
saya beri, tapi kembalikan hp saya,” suara pria terdengar marah di ujung sana membuat dezka menjadi
kesal.
“Maaf, saya bukan pencuri. Saya lupa mengembalikannya. Saya tidak
bermaksud mengambilnya.” Ujar dezka bersungguh-sungguh.
“Oke… bisa kembalikan Hp saya sekarang? Atau saya ambil ke tempat kamu
berada.”
“Oke, lebih baik kamu yang ke tempat saya. Saya sudah malas keluar,nih.”
“Ini maling benar-benar kurang ajar ya.” Gerutu pria tersebut.
***
Tengah malam dezka membuka gembok pagar kostnya. Ia ia menggengam Hp
milik pria beruang itu.
“Hei… hei… aku disaini.” Dezka mendengar ada suara. Ia menengok dan
melihat bayangan hitam besar. Hampir ia berteriak keras, tapi teryata yang
muncul adalah si pria beruang itu.
“Ah kamu yang mengmbil Hp ku. Kenapa tidak memberi tahuku dari awal?”
omel pria itu kesal.
“Maaf, aku lupa. Ini Hp kamu,
sekali lagi maaf ya. Selamat malam ya.” Pamit dezka terburu-buru, merasa seram
malam-malam bersama pria tidak dikenal.
“Sebentar dulu…!” pria beruang itu menggenggam erat tangan dezka
“Ada apa
lagi?”
“Tolong bantu aku.”
***
“Aduh keras sekali niy, macet.
Siapa sih yang membuat kostum ini? Huff… sebentar lagi… kamu tenang saja… pasti
aku bias membukanya.” Dezka berusaha keras membuka resleting kostum beruang
yang digunakan pria itu.
“cepet dong, aku sudah kepanasan, laper lagi.” Kata pria itu. Dezka
kelelahan karena sudah lima
belas menit berlalu dia belum berhasil membuka resleting tersebut.
“Diam, ya, aku ada ide dan kamu jangan bergerak.” Kata dezka berlari
kearah sebuah pintu. Dezka mengambil gunting rumput milik bapak kost di
dalam gudang.
“EHH, apa yang akan kamu lakukan dengan benda itu?” pria itu berteriak
kaget.
“Kamu diam saja. Jangan bergerak.” Dezka akhirnya berhasil menggunting
resleting kostum yang macet itu. Tapi karena terlalu berbahaya menggunakan
gunting rumput, maka sisanya dia menggunakan tenaga.
“Nama kumu siapa?” Tanya pria tersebut di sela-sela perjuangan dezka.
“Dezka. Eh tolong kamu berdiri, sebentar lagi aku berhasil. Nama kamu
siapa?” Tanya dezka sambil dengan sisa tenaga terakhirnya, dia berusaha membuka
resleting macet itu.
“Nama ku… hmpph…” pria itu menjawab ragu.
“AKH… BERHASIL.” Dezka menjerit girang . Pria itu akhirnya bias bernafas
lega. Rambutnya basah kuyup dan badannya juga berkeriangat karena kepanasan.
“Sauna nih aku di dalam situ.” Ujarnya sambil tertawa.
Dezka tidak mendengarkanya. Dia terpesona dengan sosok laki-laki
yang berdiri di hadapannya. Wajahnya oriental. Wajah pria
itu keren dan senyumnya manis. Dezka cepat-cepat menggembalikan diri ke alam sadarnya.
“Sudah selesai ya… jadi sekarang aku pulang dulu.” Ujar dezka.
“Sebentar dulu, aku haus, minta minum.” Pinta pria itu.
Dezka membuka pintu kulkas, terdengar ada orang yang mengetuk pintu
kamarnya. Ternyata kak Tika, tetangga kamarnya yang terlihat agak suntuk dan
mengantuk.
“Jangan berisik dong, aku tidak bias tidur ini. Kamu membawa laki-laki
ke kamar ya? Dari tadi aku mendengar suara laki-laki!”
Dezka tertegun. Kak tika merasa curiga
dan langsung masuk ke dalam kamar.
“Mampus aku,” keluh dezka “DEZKA!!!” jerit kak Tika membangunkan seluruh
penghuni kost. Dezka sampai menutup telingamendengar jeritanya.
“DEZKA!!! KAMU PACARAN DENGAN JI SEON-HAE YA?!! AKHH… JI SEON-HAE…!”
Dezka terkejut. Ia merasa disambar petir, tersengat listrik dan tersiram
seember air es.
“Apa ?” dezka kaget ternyata pria dibalik kostum beruang itu adalah
Seon-Haeji pria yang sedang naik daun di Asia.
Sepertinya dia menyamar untuk menghindari fans.
***
Jam lima
pagi, Seon-Hae dijemput langsung oleh manajernya. Kini kost dezka masuh
dipenuhi wartawan. Yap kak Tika kan
juga wartawan sebuah majalah remaja.
“Terimakasih, ya… dezka . maaf, sudah merepotkan kamu. Secepatnya aku
akan mengatasi masalah ini. Kamu tenang saja, dan jangan komentar apa-apa ya.”
Hanya itu yang diucapkan Ji Seon-Hae sebelum pergi.
***
Satu bulan telah berlau.
Hidup dezka berubah 180 derajat karena kejadian itu. Tiga teman baiknya
Haiiu, Selvi, Oni terkejut bercampur kecewa. Karena selama satu bulan ini Ji
Seon-Hae belum mengkonfirmasi apa-apa
tentang masalah ‘ Ji Seon-Hae menginap di kost gadis di yogyakarta.’ Media infotainmen
gempar dengan berita ini. Dezka mendadak terkenal dan dibuntuti paparazzi.
Dezka tidak berani komentar apa-apa, karena itu pesan Ji Seon-Hae. Orang
tua dezka dan kakaknya, mendadak mengunjungi dezka dan menanyaka kebenaran
berita tersebut “Kita baru saja kenal dan tidak ada hubungan apa-apa, yah, ma,
kak.” Jawab dezka.
“Hari-hari dezka hanya dihabiskan dengan melamun dan berhayal,
sepertinya dia jatuh cinta pada Ji Seon-Hae.” Bisik Owey agar tidak mengganggu
dezka yang sedang melamun di dekat jendela kamar kostnya.
“Siapa yang tidak jatuh cinta pada pria seperti itu, apa lagi dezka
sekarang selalu tertekan oleh wartawan.” Balas Haiiu.
“DEZKA… DENGAR INI…!!!” teriak Selvi yang dari tadi sibuk membaca
majalah. “Gadias ini namanya Dezka, dia kenalan baru saya di Festival seni Yogyakarta . kami mengalami kejadian lucu bersama. Belum
ada hubungan apa-apa di antara saya dan dezka. Tapi kalian bias mengharapkan
berita baik dari saya selanjutnya. Saya minta maaf karena mampir di tempatnya,
tapi sungguh kami tidak melakukan apa-apa. Dia hanya membantu saya.”
Dezka bernafas lega, semoga hidupnya bias kembali normal tanpa ada
tekanan dari wartawan.
“Wah hidup kamu tidak akan sama lagi, dezka.” Ujar Haiiu
“Kenapa?” Tanya Selvi bingung. “Kamu tidak mengerti jawaban Ji Seon-Hae
‘berita baik selanjutnya’?” jelas Haiiu menggebu-gebu.
Mendadak seseorang mengetuk pintu kostnya, dan seorang pria berdiri
sambil memegang rangkaian mawar putih.
“Nona dezka ? ada kiriman untuk anda” kurir itu lalu pergi.
Haiiu, Selvi, dan Owey langsung mengelilingi dezka, yang memegang
rangkaian bunga plus sebuah amplop. ‘aku harap kamu ada rasa pada ku meski kita
hanya bertemu sebentar, kalau kamu datang ke istana boneka dekat tempat
festival seni, sekarang.’
“hemh…?” dezka menjadi bimbang.
“cepat ke sana
dezka.” Teriak Haiiu.
Apa benar ini terjadi, apa hanya mimpi. Pikiran dezka melayang
kemana-mana selama perjalanan.
Sampai di istana boneka, dezka lalu masuk dan namun tidak ada tanda
keberadaan Ji Seon-Hae. “Seon… Seon…” dezka memastikan. Namun tetap tidak ada
balasan.
Sudah lama dezka berputar-putar di sana.
Hingga ia lelah dan duduk di sebelah boneka beruang besar, matanya terpejam.
“Dezka…” terdengar suara samar.
Saat ia membuka mata ternyata Seon-Haeji sedah berada dihadapannya
membawa boneka beruang. “kamu juga suka pada ku kan?” Tanya Seon.
Namun dezka tidak menjawab. Ia lemas, rasanya berdebar-debar.
Ji Seon-Hae memeluknya dan dezka dengan ragu membalas pelukannya.
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar