Minggu, 21 Juni 2015

Ji Seon-Hae

Oh, Ji Seon-Hae Oppa…

        Dezka melirik jam tangannya. Gadis berusia 19 tahun yang kuliah di Yogyakarta itu mulai lelah menunggu. Ia menanti tiga sahabatnya. Mereka berjanji bertemu jam 4 sore di Festival Seni Yogyakarta, tapi sudah setengah jam belum ada satu pun yang muncul.
        “Ahhh….” Keluh dezka sambil melihat jam tangannya untuk keseribu kalinya.
        Ia merasa lelah dan bosan. Dezka mengambil HP dari dalam tasnya dan berusaha menelpon teman-temannya lagi. Tapi percuma saja, tidak ada yang menjawab. “Aduh… ke mana sih mereka?”

    ***
        “AHHH…. JI SEON-HAE!!!  JI SEON-HAE OPPA AHHHK…” Suara terikan orang-orang membahana memenuhi udara.
        “Wow , apaan tuh tadi?” pikir dezka. Rasanya seperti mendengar demo mahasiswa.
“Ji Seon-Hae?” Terdengar familier. Dezka menjentikkan jarinya dan teringat kalau teman-temannya sedang tergila-gila pada aktor Jepang Indonesia yang sedang naik daun di negeri sakura, Jepang, dan seluruh Asia.
        “Permisi.” Suwara cowok samar terdengar dan memecahkan lamunan dezka. Membawanya kembali kedunia nyata.
        “Ya…” Dezka menengok. “Ya Ampun…!” jeritnya. Ia lalu mengelus dada karena terkejut. Orang yang menyapanya mengunakan kostum boneka beruang.
       “sorry, panas banget ya.” Keluh cowok dibalik kostum beruang itu.
        “Tentu saja panas, kamukan memakai kostum.” Jawab dezka pelan.
        “Ah, ya benar juga. Sorry ada telepon.” Pria di balik kostum beruang itu lalu dengan susah payah menjawab teleponnya.
      
Dezka spontan tersenyum melihat gaya pria itu, lucu dan apa adanya. Si pria lalu duduk. Sepertinya dia ingin berbicara bersama dezka, tapi di saat yang bersama seorang pria setengah baya datang dan memarahi si boneka beruang.
        “Kamu bukannya menghibur pengunjung! Sebentar lagi pawai.” Si pria beruang lalu mengikuti pria setengah baya itu. Dezka tidak sengaja melihat Hp pria beruang itu tertinggal di kursi.
        “Hei… hei… kamu beruang!!” dezka memangilnya. Tapi langkah mereka terlalu cepat dan suara orang-orang di kerumunan membuat pangilan dezka tidak terdengar.
        “Aduh…” dezka hanya bisa menggerutu ketika suara teman-temannya terdengar.
        “DEZKA!! MAAF LAMA.”
Haiiu, Selvi, Owey memeluk dezka dengan nada kegirangan.
        “Akhirnya kalian datang juga!”
         “Ha ha ha… maaf ya, kita tadi sudah lihat dezka duduk di sini, tapi kita  sedang asik mengejar Ji Seon-Hae Oppa! Dia datang ke yogyakarta tau !! Akhh.. tadi kita sudah melihat dia keren banget..” cerocos haiiu bersemangat.
        “Oh, jadi lebih penting Ji Seon-Hae Oppa dari pada dezka ya.” Sahut dezka kesal.
        “Kita kan ngefans berat sama dia.” Tambah selvi masih kegirangan setelah bertemu Ji Seon-Hae Oppa.
        “Mau Ji Seon-Hae , Seon dok… aku tidak perduli!!”
       “Ya maaf, deh. Kita traktir ya, mau makan apa?” goda owey.
       Dezka lalu tersenyum mendengar kata traktir. Ia lalu mengangguk.
        “Hmuph.. dengar kata ditraktir baru deh kamu senang. Kamu punya Hp baru?” Tanya selvi sambil melihat Hp keluaran terbaru.
        “Oh… ini milik orang… tadi tertinggal, nanti saja ku kembalikan. Sekarang ayo kita makan.” Jawab dezka selagi memasukkan Hp itu ke dalam tasnya.

      ***
        Dezka sudah mandi dan berganti pakaian ke piyama motif beruang. Untuk dezka, tidak ada yang lebih indah selain tidur dikamar dengan piyama yang nyaman. Belum lama dezka tertidur, telingannya terganggu dengan bunyi aneh. Dezka lalu menyalakan lampu dan berusaha mencari-cari bunyi apa itu.
        “Hah… ini dia.” Suara itu berasal dari dalam tasnya. Ternyata bunyi Hp milik si beruang tadi.
        “Oh ya ampun , aku lupa.”dezka menepuk dahinya dan baru menyadari bahwa dia belum mengembalikan hp milik si beruang tadi.
        “Hallo,” jawab dezka dengan ragu.
        “Hei… pencuri… tolong segera kembalikan hp saya, anda mau uang berapa… saya beri, tapi kembalikan hp saya,” suara pria terdengar marah di ujung sana membuat dezka menjadi kesal.
        “Maaf, saya bukan pencuri. Saya lupa mengembalikannya. Saya tidak bermaksud mengambilnya.” Ujar dezka bersungguh-sungguh.
        “Oke… bisa kembalikan Hp saya sekarang? Atau saya ambil ke tempat kamu berada.”
        “Oke, lebih baik kamu yang ke tempat saya. Saya sudah malas keluar,nih.”
        “Ini maling benar-benar kurang ajar ya.” Gerutu pria tersebut.

      ***
        Tengah malam dezka membuka gembok pagar kostnya. Ia ia menggengam Hp milik pria beruang itu.
        “Hei… hei… aku disaini.” Dezka mendengar ada suara. Ia menengok dan melihat bayangan hitam besar. Hampir ia berteriak keras, tapi teryata yang muncul adalah si pria beruang itu.
       “Ah kamu yang mengmbil Hp ku. Kenapa tidak memberi tahuku dari awal?” omel pria itu kesal.
        “Maaf, aku lupa.  Ini Hp kamu, sekali lagi maaf ya. Selamat malam ya.” Pamit dezka terburu-buru, merasa seram malam-malam bersama pria tidak dikenal.
        “Sebentar dulu…!” pria beruang itu menggenggam erat tangan dezka
        “Ada apa lagi?”
        “Tolong bantu aku.”

        ***

        “Aduh keras sekali niy, macet. Siapa sih yang membuat kostum ini? Huff… sebentar lagi… kamu tenang saja… pasti aku bias membukanya.” Dezka berusaha keras membuka resleting kostum beruang yang digunakan pria itu.
        “cepet dong, aku sudah kepanasan, laper lagi.” Kata pria itu. Dezka kelelahan karena sudah lima belas menit berlalu dia belum berhasil membuka resleting tersebut.
        “Diam, ya, aku ada ide dan kamu jangan bergerak.” Kata dezka berlari kearah sebuah pintu. Dezka mengambil gunting rumput milik bapak kost di dalam gudang.
        “EHH, apa yang akan kamu lakukan dengan benda itu?” pria itu berteriak kaget.
        “Kamu diam saja. Jangan bergerak.” Dezka akhirnya berhasil menggunting resleting kostum yang macet itu. Tapi karena terlalu berbahaya menggunakan gunting rumput, maka sisanya dia menggunakan tenaga.
        “Nama kumu siapa?” Tanya pria tersebut di sela-sela perjuangan dezka.
        “Dezka. Eh tolong kamu berdiri, sebentar lagi aku berhasil. Nama kamu siapa?” Tanya dezka sambil dengan sisa tenaga terakhirnya, dia berusaha membuka resleting macet itu.
        “Nama ku… hmpph…” pria itu menjawab ragu.
        “AKH… BERHASIL.” Dezka menjerit girang . Pria itu akhirnya bias bernafas lega. Rambutnya basah kuyup dan badannya juga berkeriangat karena kepanasan. “Sauna nih aku di dalam situ.” Ujarnya sambil tertawa.
        Dezka tidak mendengarkanya. Dia terpesona dengan sosok laki-laki yang berdiri di hadapannya. Wajahnya oriental. Wajah pria itu keren dan senyumnya manis. Dezka cepat-cepat menggembalikan diri ke alam sadarnya.
        “Sudah selesai ya… jadi sekarang aku pulang dulu.” Ujar dezka.
        “Sebentar dulu, aku haus, minta minum.” Pinta pria itu.
        Dezka membuka pintu kulkas, terdengar ada orang yang mengetuk pintu kamarnya. Ternyata kak Tika, tetangga kamarnya yang terlihat agak suntuk dan mengantuk.
        “Jangan berisik dong, aku tidak bias tidur ini. Kamu membawa laki-laki ke kamar ya? Dari tadi aku mendengar suara laki-laki!”
        Dezka tertegun. Kak tika merasa curiga dan langsung masuk ke dalam kamar.
        “Mampus aku,” keluh dezka “DEZKA!!!” jerit kak Tika membangunkan seluruh penghuni kost. Dezka sampai menutup telingamendengar jeritanya.
     “DEZKA!!! KAMU PACARAN DENGAN JI SEON-HAE YA?!! AKHH… JI SEON-HAE…!”
     Dezka terkejut. Ia merasa disambar petir, tersengat listrik dan tersiram seember air es.
     “Apa ?” dezka kaget ternyata pria dibalik kostum beruang itu adalah Seon-Haeji pria yang sedang naik daun di Asia. Sepertinya dia menyamar untuk menghindari fans.
         
     ***
     Jam lima pagi, Seon-Hae dijemput langsung oleh manajernya. Kini kost dezka masuh dipenuhi wartawan. Yap kak Tika kan juga wartawan sebuah majalah remaja.
     “Terimakasih, ya… dezka . maaf, sudah merepotkan kamu. Secepatnya aku akan mengatasi masalah ini. Kamu tenang saja, dan jangan komentar apa-apa ya.” Hanya itu yang diucapkan Ji Seon-Hae sebelum pergi.
      
     ***
      Satu bulan telah berlau.
     Hidup dezka berubah 180 derajat karena kejadian itu. Tiga teman baiknya Haiiu, Selvi, Oni terkejut bercampur kecewa. Karena selama satu bulan ini Ji Seon-Hae  belum mengkonfirmasi apa-apa tentang masalah ‘ Ji Seon-Hae menginap di kost gadis di yogyakarta.’ Media infotainmen gempar dengan berita ini. Dezka mendadak terkenal dan dibuntuti paparazzi.
     Dezka tidak berani komentar apa-apa, karena itu pesan Ji Seon-Hae. Orang tua dezka dan kakaknya, mendadak mengunjungi dezka dan menanyaka kebenaran berita tersebut “Kita baru saja kenal dan tidak ada hubungan apa-apa, yah, ma, kak.” Jawab dezka.
      “Hari-hari dezka hanya dihabiskan dengan melamun dan berhayal, sepertinya dia jatuh cinta pada Ji Seon-Hae.” Bisik Owey agar tidak mengganggu dezka yang sedang melamun di dekat jendela kamar kostnya.
      “Siapa yang tidak jatuh cinta pada pria seperti itu, apa lagi dezka sekarang selalu tertekan oleh wartawan.” Balas Haiiu.
       “DEZKA… DENGAR INI…!!!” teriak Selvi yang dari tadi sibuk membaca majalah. “Gadias ini namanya Dezka, dia kenalan baru saya di Festival seni Yogyakarta . kami mengalami kejadian lucu bersama. Belum ada hubungan apa-apa di antara saya dan dezka. Tapi kalian bias mengharapkan berita baik dari saya selanjutnya. Saya minta maaf karena mampir di tempatnya, tapi sungguh kami tidak melakukan apa-apa. Dia hanya membantu saya.” 
      Dezka bernafas lega, semoga hidupnya bias kembali normal tanpa ada tekanan dari wartawan.
      “Wah hidup kamu tidak akan sama lagi, dezka.” Ujar Haiiu
      “Kenapa?” Tanya Selvi bingung. “Kamu tidak mengerti jawaban Ji Seon-Hae ‘berita baik selanjutnya’?” jelas Haiiu menggebu-gebu.
       Mendadak seseorang mengetuk pintu kostnya, dan seorang pria berdiri sambil memegang rangkaian mawar putih.
        “Nona dezka ? ada kiriman untuk anda” kurir itu lalu pergi.
       Haiiu, Selvi, dan Owey langsung mengelilingi dezka, yang memegang rangkaian bunga plus sebuah amplop. ‘aku harap kamu ada rasa pada ku meski kita hanya bertemu sebentar, kalau kamu datang ke istana boneka dekat tempat festival seni, sekarang.’
       “hemh…?” dezka menjadi bimbang.
       “cepat ke sana dezka.” Teriak Haiiu.
       Apa benar ini terjadi, apa hanya mimpi. Pikiran dezka melayang kemana-mana selama perjalanan.
        Sampai di istana boneka, dezka lalu masuk dan namun tidak ada tanda keberadaan Ji Seon-Hae. “Seon… Seon…” dezka memastikan. Namun tetap tidak ada balasan.
        Sudah lama dezka berputar-putar di sana. Hingga ia lelah dan duduk di sebelah boneka beruang besar, matanya terpejam. “Dezka…” terdengar suara samar.
        Saat ia membuka mata ternyata Seon-Haeji sedah berada dihadapannya membawa boneka beruang. “kamu juga suka pada ku kan?” Tanya Seon.
       Namun dezka tidak menjawab. Ia lemas, rasanya berdebar-debar.
       Ji Seon-Hae memeluknya dan dezka dengan ragu membalas pelukannya.
       
 ****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar